AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI














KONSEP AUDIT SISTEM INFORMASI

Terminologi Audit Sistem Informasi
Audit Sistem Informasi adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk membuktikan dan menentukan apakah sistem aplikasi komputerisasi yang digunakan telah menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian intern yang memadai, apakah aset organisasi sudah dilindungi dengan baik dan tidak disalah gunakan, apakah  mampu menjaga integritas data, kehandalan serta efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem informasi berbasis komputer.
Jenis-jenis audit sistem informasi:
a)      Audit laporan keuangan (financial Statement Audit)
b)      Audit Operasional (Operational audit)
1)      Audit terhadap aflikasi komputer
2)      General audit
Yaitu evaluasi kinerja unit fungsional atau fungsi sistem informasi apakah sudah dikelola dengan baik.

Perangkat lunak audit dapat digolongkan sebagai berikut :

Perangkat lunak audit terspesialisasi (SAS), yaitu satu atau lebih program khusus yang dirancang oleh auditor agar sesuai dengan situasi audit. Perangkat lunak audit terspesialisasi ini jarang digunakan karena penyiapannya memakan waktu, mahal dan diperlukan keahlian computer yang sangat besar pada pihak auditor.

Perangkat lunak audit tergeneralisasi (GAS), yaitu seperangkat program yang dapat diterapkan pada berbagai perusahaandan situasi audit. Generalized Audit Software (GAS) biasanya dikembangkan oleh perusahaan perangkat lunak atau pabrikan computer. Kelebihan pada perangkat lunak audit tergeneralisasi ini adalah auditor pemakai tidak perlu memiliki pengetahuan dalam pemprograman karena paket GAS biasanya dirancang agar mudah digunakan dan disesuaikan  dengan bahasa dan kebutuhan auditor. Sedangkan kelemahan pada perangkat lunak audit tergeneralisasi ini adalah upaya dan biaya pengembangannya tentu relative besar dan mungkin memerlukan keahlian yang memadai karena antara lain software tersebut harus dirancang untuk digunakan secara luwes untuk berbagai perusahaan dan berbagai tipe testing. Selain itu juga karena software ini bersifat tergeneralisasi maka tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan spesifik tiap auditor secara individu karena bagaimanapun produk tersebut bersifat paket. 

      PROSES UADIT SISTEM INFORMASI

Proses Audit dalam konteks teknologi informasi adalah memeriksa apakah sistem informasi berjalan semestinya. Tujuh langkah proses audit sistem informasi yaitu:
  • Implementasikan sebuah strategi audit berbasis manajemen resiko serta control practice yang dapat disepakati oleh semua pihak.
  • Tetapkan langkah-langkah audit yang rinci.
  • Gunakan fakta atau bahan bukti yang cukup, handal, relevan, serta bermanfaat.
  • Buat laporan beserta kesimpulan berdasarkan fakta yang dikumpulkan.
  • Telaah apakah tujuan audit tercapai.
  • Sampaikan laporan kepada pihak yang berkepentingan.
  • Pastikan bahwa organisasi mengimplementasikan managemen resiko serta control practice.

Perencanaan sebelum menjalankan proses audit dengan metodologi audit yaitu:
a)      Audit subject
b)      Audit objective
c)      Audit Scope
d)     Preaudit planning
e)      Audit procedures and Steps for data gathering
f)       Evaluasi hasil pengujian dan pemeriksaan
g)      Audit report preparation

Berikut struktur isi laporan audit secara umumnya(tidak baku):
a)      Pendahuluan
b)      Kesimpulan umum auditor
c)      Hasil audit
d)     Rekomendasi
e)      Exit interview

TEKNIK AUDIT SISTEM INFORMASI

Teknik audit adalah cara-cara yang ditempuh auditor untuk memperoleh pembuktian dalam membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya.

Teknik audit erat hubungannya dengan prosedur audit, dimana teknik-teknik audit digunakan
dalam suatu prosedur audit untuk mencapai tujuan audit.

REGULASI AUDIT SISTEM INFORMASI

Uji kepatutan (compliance test) dilakukan dengan menguji kepatutan Prooses TI dengan melihat kepatutan proses yang berlangsung terhadap standard dan regulasiyang berlaku. Kepatutan tersebut dapat diketahui dari hasil pengumpulan bukti. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji tersebut antara lain akan dipaparkan sebagaimana berikut :
1)    Tahapan Pengidentifikasian
Objek yang Diaudit Tujuan dari langkah ini agar pengaudit mengenal lebih jauh terkait dengan hal-hal yang harus dipenuhi dalam objektif kontrol yang membawa kepada penugasan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab. Aktivitas yang berlangsung juga termasuk pengidentifikasian perihal pengelolaan aktivitas yang didukung TI memenuhi objektif kontrol terkait.
2)    Tahapan Evaluasi audit Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mendapatkan prosedur tertulis dan memperkirakan jika prosedur yang ada telah menghasilkan struktur kontrol yang efektif. Uji kepatutan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu mengevaluasi pemisahan tanggung jawab yang terkait dengan pengelolaan SI/TI. Dari hasil evaluasi ditemukan terdapat pemisahan terhadap tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak yang bersangkutan.


STANDAR DAN KERANGKA KERJA AUDIT SISTEM INFOMASI

Standar Audit Sistem Informasi (SASI) IASII diresmikan oleh Rapat Anggota IASII Tahun 2006
pada tanggal 25 Februari 2006 bertempat di Jakarta. SASI IASII berlaku bagi seluruh Anggota IASII
(sesuai AD/ART IASII) yang melaksanakan kegiatan Audit Sistem Informasi. Standar ini mulai
berlaku efektif sejak tanggal 01 Januari 2007 dan dapat diterapkan sebelum tanggal tersebut. Adapun
beberapa aturan yang standarisasikan, antara lain: 
1). Penugasan Audit, mencakup: 
(a). Tanggung Jawab, (b). Wewenang dan (c). Akuntabilitas
2). Independensi & Obyektifitas
3). Profesionalisme & Kompetensi 
4). Perencanaan 
5). Pelaksanaan, yang mencakup: (a). Pengawasan, (b). Bukti-bukti Audit. c). Kertas Kerja Audit, 
6). Pelaporan, 
7). Tindak Lanjut

Kerangka Kerja Audit Sistem Informasi

Audit sistem informasi dapat diuraikan dalam beberapa tahapan berdasarkan kerangka pikir manajemen, teknologi informasi dan pertimbangan sistem ahli yang semuanya mengacu pada kerangka kerja menghasilkan laporan audit sistem informasi.

MANAJEMEN RESIKO AUDIT SISTEM INFORMASI

Proses dalam pelaksanaan audit sistem informasi berbasis resiko sesuai standar audit yaitu:
a)Tahap survey pendahuluan,auditor akan berusaha untuk memperoleh gambaran umum dari 
    lingkungan yang akan diaudit.
b) Pemahaman yang lebih mendalam dari seluruh sumber daya yang termasuk di dalam lingkup audit.
c) Pemahaman sistem pengendalian intern seperti struktus organisasi, kebijakan, prosedur, standar, 
    dan alat bantu kendali lainya.
d) Mengidentifikasi berbagai resiko yang mungkin timbul di lingkungan audit serta kelayakan
    rancangan pengendalian intern yang telah ada.
e) Melakukan pengujian dan pelaksanaan kendali-kendali, jika tidak layak maka auditor akan 
    melakukan pengujian terinci secara mendalam terhadap resiko.
f) Menyusun laporan audit yang memuat kesimpulan audit, serta tanggapan dari pihak yang diaudit 
    atas rekomendasi yang disampaikan oleh auditor dalam rangka peningkatan pengendalian intern.

Aspek-aspek penilaian resiko dalam proses audit sistem informasi berbasis resiko yaitu:
·         Tujuan
Yaitu biasanya tercermin dalam misi atau nilai entitas/terdapat dalam rencana perusahaan.  
Kategori tujuan yaitu:
            a)      Tujuan operasi
            b)      Tujuan pelaporan keuangan
            c)      Tujuan kepatuhan

·         Identifikasi dan analisa resiko
Yaitu mencakup resiko dalam pencapaian tujuan seperti:
            a)      Resiko tingkat entitas
            b)      Resiko tingkat aktifitas
            c)      Manajemen perubahan

http://tantoapaajadech.blogspot.com/2016/07/teknologi-informasi-auditing.html


Komentar