MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


KATA PENGANTAR

Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaanya oleh setiap suku, kini sudah hampir punah. Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah. Kebanyakan masyarakat memilih untuk menampilkan dan menggunakkan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya lokal lah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya.
Mereka lebih memilih dan berpindah ke budaya asing yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa bahkan masyarakat lebih merasa bangga terhadap budaya asing daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri.
Disini kelompok kami memilih kebudayaan bangsa Indonesia karena merupakan faktor utama terbentuknya kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah yang merupakan sebuah kekeyaan bangsa yang bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya oleh setiap masyarakat Indonesia.
Besar harapan kami, semoga dengan dibuatnya makalah yang berjudul Manusia dan Kebudayaan yang di dalamnya membahas tentang berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia ini menjadi salah satu sarana agar masyarakat lebih menyadari betapa berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa, yang akhirnya akan membuat masyarakat menjadi merasa bangga terhadap budaya daerahnya sendiri.


                                                                                                                                      Depok, 04 2015
             
                                                                                                                                      Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
       Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
            Hubungan yang erat antara manusia (terutama masyarakat) dan kebudayaan telah lebih jauh diungkapkan oleh Melville J. Herkovits dan bronislaw Malinowski, yang mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. (Soemardjan, Selo: 1964: 115). Kemudian Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic. Karena kebudayaan berturun temurun dari generasi ke generasi tetap hidup. Walaupun manusia yang menjadi anggota masyarakat sudah berganti karena kelahiran dan kematian.
            Lebih jauh dapat dilihat dari definisi yang dikemukakan oleh E. B. Tylor (1871) dalam bukunya Primitive Culture: kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku normative. Oleh karena itu, manusia yang mempelajari kebudayaan dari masyarakat, bisa membangun kebudayaan (konstruktif) dan bisa juga merusaknya (destruktif).
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan pengertian dan wujud kebudayaan ?
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem, unsur, dan isi kebudayaan?
3. Apakah yang dimaksud dengan etos budaya?

TUJUAN
1. Mengerti dan memahami pengertian kebudayaan
2. Mengerti dan memahami wujud kebudayaan
3. Memhami dan menjelaskan sistem,unsur dan isi kebudayaan
4. Memahami dan menjelaskan etos budaya

MANFAAT
Untuk membantu anda mencapai tujuan dari penulisan ini, sistematika makalah ini, antara lain :
1. Pengertian dan Wujud Kebudayaan
2. Sistem, Unsur dan Substansi (isi) Kebudayaan
3. Etos budaya







BAB II
PEMBAHASAN

1.1  PENGERTIAN DAN WUJUD KEBUDAYAAN
Pengertian Kebudayaan
       Kebudayaan berasal dari kata budaya sedangkan budaya adalah bentuk jamak dari kata budi-daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa snsekerta buddayah yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal.dalam bahasa inggris kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata Cultuur, dalam bahasa latin, berasal dari kata corela.
Perwujudan Kebudayaan
       Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan kedalam tiga wujud yaitu:
Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan nilai-nilai norma-norma dan peraturan.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
     Berdasarkan penggolongan wujud budaya tersebut, maka kebudayaan dapat dikelompokan menjadi dua:
Budaya yang bersifat abstrak dan
 Budaya yang bersifat kongkrit.

 SISTEM, UNSUR, DAN SUBSTANSI BUDAYA
Sistem Budaya
       Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu systeme yang berarti seperangkat elemen-elemen (bagian-bagian) yang bekerjasama secara teratur. Konsep system dapat ditujukan kepada: organisasi, kumpulan, himpunan, organ tubuh dan seterusnya. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu system, yaitu sistem sosial budaya adalah unsur-unsur sosial budaya yang saling berkaitan dengan yang lain escara teratur, sehingga tercipta tata kelakuan yang serasi bagi masyarakatnya.
Unsur-unsur kebudayaan
      Adanya perbedaan wujud kebudayaan antara satu budaya dengan budaya lain disebabkan karena dalam masyarakat terdiri atas berbagai unsure, baik yang besar maupun yang kecil yang membentuk satu kesatuan. Ada banyak pendapat tentang unsure-unsur yang membentuk satu kebudayaan

Melville J. Herskovits, unsur-unsur kebudayaan terdiri atas sebagai berikut:
Alat-alat teknologi
System ekonomi
Keluarga
Kekuasaan politik
Substansi (isi) utama budaya

      Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang member jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa system pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.

 ETOS KEBUDAYAAN
               Etos atau jiwa kebudayaan (dalam Antropolog) berasal dari bahasa inggris berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang asing.
Masing-masing suku mempunyai etos kebudayaannya masing-masing yang mungkin saja berbeda sangat mencolok, apa yang baik menurut suku tertentu belum tentu baik menurut suku yang lain, oleh karenanya diperlukan sikap kedewasaan untuk memahami kebudayaan lain.
KUNJUNGAN KE ANJUNGAN TAMAN MINI INDONESIA INDAH
SUMATERA BARAT




















RUMAH GADANG








Rumah Gadang atau Rumah Godang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjuang.
Rumah Gadang sebagai tempat tinggal bersama, mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri. Jumlah kamar bergantung kepada jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya. Setiap perempuan dalam kaum tersebut yang telah bersuami memperoleh sebuah kamar. Sementara perempuan tua dan anak-anak memperoleh tempat di kamar dekat dapur. Gadis remaja memperoleh kamar bersama di ujung yang lain.
Seluruh bagian dalam Rumah Gadang merupakan ruangan lepas kecuali kamar tidur. Bagian dalam terbagi atas lanjar dan ruang yang ditandai oleh tiang. Tiang itu berbanjar dari muka ke belakang dan dari kiri ke kanan. Tiang yang berbanjar dari depan ke belakang menandai lanjar, sedangkan tiang dari kiri ke kanan menandai ruang. Jumlah lanjar bergantung pada besar rumah, bisa dua, tiga dan empat. Ruangnya terdiri dari jumlah yang ganjil antara tiga dan sebelas.
Rumah Gadang biasanya dibangun diatas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun dan hanya dimiliki dan diwarisi dari dan kepada perempuan pada kaum tersebut. Dihalaman depan Rumah Gadang biasanya selalu terdapat dua buah bangunan Rangkiang, digunakan untuk menyimpan padi. Rumah Gadang pada sayap bangunan sebelah kanan dan kirinya terdapat ruang anjung (Bahasa Minang: anjuang) sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat, karena itu rumah Gadang dinamakan pula sebagai rumah Baanjuang. Anjung pada kelarasan Bodi-Chaniago tidak memakai tongkat penyangga di bawahnya, sedangkan pada kelarasan Koto-Piliang memakai tongkat penyangga. Hal ini sesuai filosofi yang dianut kedua golongan ini yang berbeda, salah satu golongan menganut prinsippemerintahan yang hirarki menggunakan anjung yang memakai tongkat penyangga, pada golongan lainnya anjuang seolah-olah mengapung di udara. Tidak jauh dari komplek Rumah Gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan dan juga sekaligus menjadi tempat tinggal lelaki dewasa, kaum tersebut yang belum menikah.
SENJATA TRADISIONAL SUMATERA BARAT





Senjata Tradisional sumatera barat yang sangat menonjol adalah keris dan kerambit , fungsi dari keris dan kerambit yaitu :
Keris Adalah Sejenis senjata tradisional yang sangat terkenal di Sumatera Barat, merupakan senjata tikam, di samping belati. Keris ini juga merupakan pelengkap pakaian adat kaum pria, yang bentuknya kecil seperti keris tetapi tidak berlekuk. Hulunya yang berukir agak melengkung ke bawah, sehingga lebih mudah untuk menggenggamnya.
Kerambit adalah pisau genggam kecil berbentuk melengkung. Kerambit merupakan jenis senjata asli Meningkabau Sumatera Barat. Kerambit tersebut senjata khas yang sangat berbahaya. Kerambit berasal dari Minangkabau, lalu kemudian dibawa oleh para perantau Minangkabau berabad yang lalu dan menyebar ke berbagai wilayah, seperti Jawa, Semenanjung Melayu dan lain-lain. Menurut cerita rakyat, bentuk kerambit terinspirasi oleh cakar harimau yang memang banyak berkeliaran di hutan Sumatera pada masa itu.
ALAT MUSIK TRADISIONAL SUMATERA BARAT




Talempong merupakan seperangkat alat musik yang terdiri dari beberapa gong kecil. Alat musik tradisional ini, bentuknya sama dengan bonang khas Jawa dalam perangkat gamelan. Talempong terbuat dari kuningan dan ada juga yang terbuat dari kayu dan batu. Tetapi saat ini Talempong  banyak yang terbuat dari kuningan.



BUSANA TRADISIONAL SUMATERA BARAT






Salah satu pakaian adat Sumatera Barat yang paling terkenal adalah pakaian adat minangkabau yaitu pakaian Bundo Kanduang. Pakaian Bundo Kandung ini adalah pakaian yang diperuntukan untuk seorang ibu dengan persyaratan tertentu. Ciri yang memperlihatkan bahwa pakaian adat itu adalah Bundo Kanduang yaitu adanya penutup kepala yang disebut tengkuluk menyerupai tanduk kerbau terbuat dari selendang tenunan.

JAWA TIMUR





Jawa Timur telah dihuni manusia sejak zaman prasejarah.Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya sisa-sisa dari fosil Pithecantrhropus mojokertensis di Kepuhlagen-Mojokerto, Pithecanthropus erectus di Trinil-Ngawi, dan Homo wajakensis di Wajak-Tulungagung.
Tanggal 20 Februari 1948 di Madura dibentuk Negara Madura, dan tanggal 26 November 1948 dibentuk Negara Jawa Timur, yang kemudian menjadi salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Negara Jawa Timur dibubarkan, dan bergabung ke dalam Republik Indonesia tanggal 25 Februari 1950, dan tanggal 7 Maret 1950 Negara Madura memberikan pernyataan serupa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950, dibentuk Provinsi Jawa Timur.
Kebudayaan, dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram.Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, Nganjuk), dan sebagian Bojonegoro.Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit, dan ketoprak cukup populer di kawasan ini.
Kawasan pesisir barat Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam.Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik.Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah masuknya, dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini.Di kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang), dan Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta, dan Yogyakarta.
Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini.Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali.Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.
Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan, dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan.
CANDI PENATARAN DI JAWA TIMUR
Candi Penataran atau Candi Panataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah sebuah gugusan candi bersifat keagamaan Hindu Siwaitis yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415. Dalam kitab Desawarnana atau Nagarakretagama yang ditulis pada tahun 1365, Candi ini disebut sebagai bangunan suci "Palah" yang dikunjungi Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan kerajaan bertamasya keliling Jawa Timur.Pada tahun 1995 candi ini diajukan sebagai calon Situs Warisan Dunia UNESCO dalam daftar tentatifnya.

KARAPAN SAPI
Karapan sapi merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh detik sampai satu menit. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di eks Kota Karesidenan, Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.Di bulan November tahun 2013, penyelenggaraan Piala Presiden bergantinama menjadi Piala Gubernur.
Awal mula kerapan sapi dilatar belakangi oleh tanah Madura yang kurang subur untuk lahan pertanian, sebagai gantinya orang-orang Madura mengalihkan matapencahariannya sebagai nelayan untuk daerah pesisir dan beternak sapi yang sekaligus digunakan untuk bertani khususnya dalam membajak sawah atau ladang.Suatu Ketika seorang ulama Sumenep bernama Syeh Ahmad Baidawi (Pangeran Katandur) yang memperkenalkan cara bercocok tanam dengan menggunakan sepasang bambu yang dikenal dengan masyarakat madura dengan sebutan "nanggala" atau "salaga" yang ditarik dengan dua ekor sapi. Maksud awal diadakannya Karapan Sapi adalah untuk memperoleh sapi-sapi yang kuat untuk membajak sawah.Orang Madura memelihara sapi dan menggarapnya di sawah-sawah mereka sesegera mungkin.Gagasan ini kemudian menimbulkan adanya tradisi karapan sapi.Karapan sapi segera menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya khususnya setelah menjelang musim panen habis.Karapan Sapi didahului dengan mengarak pasangan-pasangan sapi mengelilingi arena pacuan dengan diiringi musik saronen.
TARI REMO
Tari Remo berasal dari Kabupaten Surabaya, Jawa Timur. Tarian ini berasal dari kecamatan Diwek Di desa Ceweng, tarian ini diciptakan oleh warga yang perprofesi sebagai pengamen tari di kala itu, memang banyak profesi tersebut di Jombang, kini Tarian ini pada awalnya merupakan tarian yang digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk.Namun, pada perkembangannya tarian ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan.
Menurut sejarahnya, tari remo merupakan tari yang khusus dibawakan oleh penari laki – laki.Ini berkaitan dengan lakon yang dibawakan dalam tarian ini. Pertunjukan tari remo umumnya menampilkan kisah pangeran yang berjuang dalam sebuah medan pertempuran. Sehingga sisi kemaskulinan penari sangat dibutuhkan dalam menampilkan tarian ini.


Busana gaya Surabayan
 Terdiri atas ikat kepala merah, baju tanpa kancing yang berwarna hitam dengan gaya kerajaan pada abad ke-18, celana sebatas pertengahan betis yang dikait dengan jarum emas, sarung batik Pesisiran yang menjuntai hingga ke lutut, setagen yang diikat di pinggang, serta keris menyelip di belakang. Busana Remo PutriSunting
Remo Putri mempunyai busana yang berbeda dengan gaya remo yang asli. Penari memakai sanggul, memakai mekak hitam untuk menutup bagian dada, memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai ke lutut, serta hanya menggunakan satu selendang saja yang disemat di bahu bahu.
Musik yang mengiringi Tari Remo ini adalah gamelan, yang biasanya terdiri atas bonang barung/babok, bonang penerus, saron, gambang, gender, slentem siter, seruling, kethuk, kenong, kempul, dan gong.
GAMELAN BANYUWANGI
Gamelan Banyuwangi, adalah sebuah bentuk seni gamelan yang berasal dari daeraH Banyuwangi Jawa Timur. Bentuk gamelan ini sungguh khas karena meskipun sebenarnya masih merupakan bagian dari budaya Jawa, namun banyak sekali memperlihatkan pengaruh Bali, yang terletak hanya beberapa kilometer di seberang laut.
Berbeda dengan gaya gamelan Madura atau gaya Jawa, gamelan Banyuwangi iramanya cepat dan suaranya keras. Sekilas layaknya memang mirip sekali dengan gamelan Bali.

TARIAN GANDRUNG BANYUWANGI
Tarian Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis panen. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di Bali, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik (gamelan). Gandrung merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali.[butuh rujukan] Tarian dilakukan dalam bentuk berpasangan antara perempuan (penari gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang dikenal dengan "paju".
Bentuk kesenian yang didominasi tarian dengan orkestrasi khas ini populer di wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, dan telah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika Banyuwangi selalu diidentikkan dengan gandrung. Kenyataannya, Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung dan patung penari gandrung dapat dijumpai di berbagai sudut wilayah Banyuwangi.
Gandrung sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya.Menurut kebiasaan, pertunjukan lengkapnya dimulai sejak sekitar pukul 21.00 dan berakhir hingga menjelang subuh (sekitar pukul 04.00).



GONG JAWA TIMUR
Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur. Gong ini digunakan untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti ini. Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya.
Nada gong baru terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan.Apabila nadanya masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis.
Di Korea Selatan disebut juga Kwaenggwari. Tetapi kwaenggwari yang terbuat dari logam berwarna kuningan ini dimainkan dengan cara ditopang oleh kelima jari dan dimainkan dengan cara dipukul sebuah stik pendek. Cara memegang kkwaenggwari menggunakan lima jari ini ternyata memiliki kegunaan khusus, karena satu jari (telunjuk) bisa digunakan untuk meredam getaran gong dan mengurangi volume suara denting yang dihasilkan.

SENJATA TRADISIONAL  KERIS JAWA TIMUR
Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik. Senjata tikam lain asli Nusantara adalah kerambit.Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam
duel/peperangan, sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya.Penggunaan keris tersebar pada masyarakat penghuni wilayah yang pernah terpengaruh oleh Majapahit, seperti Jawa, Madura, Nusa Tenggara, Sumatera, pesisir Kalimantan, sebagian Sulawesi, Semenanjung Malaya, Thailand Selatan, dan Filipina Selatan (Mindanao). Keris Mindanao dikenal sebagai kalis.Keris di setiap daerah memiliki kekhasan sendiri-sendiri dalam penampilan, fungsi, teknik garapan, serta peristilahan.
Asal-usul keris belum sepenuhnya terjelaskan karena tidak ada sumber tertulis yang deskriptif mengenainya dari masa sebelum abad ke-15, meskipun penyebutan istilah "keris" telah tercantum pada prasasti dari abad ke-9 Masehi. Kajian ilmiah perkembangan bentuk keris kebanyakan didasarkan pada analisis figur di relief candi atau patung. Sementara itu, pengetahuan mengenai fungsi keris dapat dilacak dari beberapa prasasti dan laporan-laporan penjelajah asing ke Nusantara.

TAMAN MINI ANJUNGAN JAWA TIMUR










BALI
     





















RUMAH ADAT









Salah satu contoh rumah adat daerah Bali disebut Gapura Candi Bentar. Gapura Candi Bentar merupakan pintu masuk istana raja yang merupakan pula rumah adat di Bali. Gapura Candi Bentar dibuat dari batu merah dengan ukir yiran dari batu cadas. Balai benggong terletak pada sisi kana dan balai wantikan terletak pada sisi kiri. Balai benggong adalah tempat istirahat raja beserta keluarganya. Balai wantikan adalah tempat adu ayam atau pegelaran kesenian. Kori agung adalah pintu masuk pada waktu upacara besar. Kori Babatelan merupakan pintu untuk keperluan keluarga.

PAKAIAN ADAT
Pakaian adat pria bali berupa ikat kepala, kain
Songket saput dan sebilah keris tersalip pada
Pinggang bagian belakang.
Sedangkan wanitanya memakai dua helai kain
Songket, setagen songket atau memprada dan
Selendang. Hiasan yang digunakan bungan emas
Dan bunga kamboja diatas kepala. Perhiasan
Yang dipakai adalah subang,kalung dan gelang.





TARI TRADISIONAL
Tari Kecak, sebuah tarian berdasarkan cerita dari
Kitab Ramayana yang mengisahkan tentang bala
Tentara monyet dari Hanoman dan Sugriwa.







Tari Legong, merupakan tarian yang berlatar
belakang kisah cinta raja dari Lasem. Ditarikan
secara dinamis dan memikat hati.







SENJATA TRADISIONAL
Keris sebagai senjata penduduk di Bali. Selain untuk membela diri, keris dapat mewakili seseorang dalam suatu undangan pernnikahan. Menurut kepercayaan penduduk Bali, bila keris pusaka direndam dalam air putih akan menyembuhkan anggota keluarga dari gigitan binatang berbisa. Gagang keris juga ada yang berhiasan permata.

SULAWESI SELATAN







Makalah ini akan menjelaskan salah satu kebudayaan provinsi di Indonesia yaitu Sulawesi, Sulawesi kemudian dibagi lagi menjadi beberapa provinsi seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas kebudayaan yang terdapat di Sulawesi Selatan. Bagi kalian yang ingin berkunjung atau ingin mengetahui lebih luas lagi tentang kebudayaan Sulawesi Selatan, kalian bisa berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah disana terdapat semua anjungan provinsi di Indonesia, sehingga kalian dapat mengetahui tentang kebudayaan kebudayaan di Indonesia.
Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar.
Salah satu kebiasaan  yang cukup dikenal di Sulawesi Selatan adalah Mapalli. Berasal dari kata palili yang berarti untuk menjaga tanaman padi dari sesuatu yang akan mengganggu atau ritual turun-menurun. Tujuannya adalah untuk daerah kosong yang akan ditanam disimpan dari gangguan yang biasanya mengurangi produksi.








UPACARA PEMAKAMAN











Di provinsi Sulawesi Selatan terdapat banyak suku, salah satunya suku Toraja. Kebuadayaan yang terdapat di suku Toraja adalah upacara pemakaman. Dalam masyarakat toraja , upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan berkuasa sesorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Pesta pemakan  seorang bangsawan biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung beberapa hari. Seuah tempat profesi pemakaman yang disebut rante  biasanya disiapkan pada sebuah padang rumput yang luas, selain sebagai tempat pelayat yang hadir, juga sebagai tempat lumbung padi, dan berbagai perangkat pemakaman lainnya yang dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan. Musik suling,nyanyian,lagu dan puisi, tangisan dan ratapan merupakan ekspresi duka cita yang dilakukan oleh suku Toraja tetapi semua itu tidak berlaku untuk pemakaman anak-anak, orang miskin, dan orang kelas rendah.
Upacara pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk biaya pemakaman. Dalam masa penungguan itu, jeazah dbungus dengan bebeapa helai kain dan disimpan dibawah tongkonan.
Ada 3 cara pemakaman, yaitu Peti mati dapat disimpan di dalam gua, atau di makam batu berukir, atau digantung di tebing. Orang kaya kadang-kadang dikubur di makam batu berukir. Makam tersebut biasanya mahal dan waktu pembuatannya sekitar beberapa bulan. Di beberapa daerah, gua batu digunakan untuk menyimpan jenazah seluruh anggota keluarga. Patung kayu yang disebut tau tau biasanya diletakkan di gua dan menghadap ke luar. Peti mati bayi atau anak-anak digantung dengan tali di sisi tebing. Tali tersebut biasanya bertahan selama setahun sebelum membusuk dan membuat petinya terjatuh.
RUMAH ADAT











Salah satu kebudayaan suku Toraja adalah rumah adatnya yaitu, tongkonan. Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu dan dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Kata “tongkonan” mempunyai arti duduk.
Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan tongkonan sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja oleh karena itu semua anggota keluarga diharuskan ikut serta karena tongkonan melambangkan hubungan mereka dengan leluhur mereka. Ada tiga jenis tongkonan. Tongkonan layuk adalah tempat kekuasaan tertinggi, yang digunakan sebagai pusat “pemerintahan”. Tongkonan pekamberan adalah milik anggota keluarga yang dimiliki wewnang tertentu dalam adat dan tradisi lokal sedangkan anggota keluarga biasa tinggal di tongkonan batu.




PAKAIAN ADAT
Pakaian adat Sulawesi Selatan yang dipakai prianya
berupa tutup kepala, baju yang disebut baju bella dada,
sarung yang disebut tope, keris yang terbungkus dari emas.
Sedangkan wanitanya memakai bando yang berhias di kepala,
baju lengan pendek, tope atau sarung dengan rantainya,
ikat pinggang dengan sebelah keris tersalip diperut.
Perhiasan yang dipakai adalah anting-anting, kalung tunggal,
dan gelang tangan.




TARI DAERAH
Tari kipas, yang memepertunjukkan kemahiran para gadis dalam memainkan kipas dalam suasana gemuaku sambil mengikuti alunan lagu.


SENJATA TRADISIONAL
Badik merupakan senjata tradisional yang sangat terkenal di Sulawesi Selatan. Bentuknya kokoh dan cukup mengerikan.

PAPUA










Selanjutnya kami akan membahas kebudayaan dari Provinsi Papua. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan teman-teman semua mengenai kebudayaan ini kalian bisa langsung berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah. Di sana banyak terdapat kebudayaan-kebudayaan dari seluruh provinsi di Indonesia.
RUMAH ADAT







Salah satu contoh rumah adat Papua dinamakan Honai. Honai merupakan rumah adat papua yang dihuni oleh suku Dani. Rumah tersebut terdiri dari dua lantai yaitu lantai pertama sebagai tempat tidur dan lantai kedua untuk tempat bersantai, makan dan mengerjakan kerajinan tangan.
Pintu Honai amat kecil, tanpa jendela dan atapnya terbuat dari rumput lalang. Honai terbentuk seperti jamur dengan ketinggian sekitar 4m. Rumah itu luasnya 12-16m. Dahulu anak laki-laki diwajibkan berjaga-jaga di Honai dari malam hingga pagi hari, sedangkan anak perempuan/gadis boleh tidur di Honai secara berkelompok. Selain itu terdapat pula rumah ynag berfungsi sebagai kuil animisme, rumah itu berbentuk kerucut tinggi ke atas.

PAKAIAN ADAT









Pria papua mengenakan pakain adat berupa hiasan kepala, kalung yang terbuat dari gigi dan tulang hewan, kalung dari kerang, ikat pinggang dan sarung yang berumbai rumbai. Tombak beserta tameng dengan hiasan yang khas ikut menyertai pakaian adatnya.
Wanita memakai kalung dari kerang dan gigi binatang, hiasan pada lengan serta pakaian berumbai rumbai.

TARI-TARIAN DAERAH PAPUA






Tari selamat datang, merupakan tari yang mempertunjukkan kegembiraan hati penduduk dalam menyambut para tamu yang dihormati.
Tari musyoh, merupakan tari suci/keramat dalam upaya mengusir arwah orang meninggal karea kecelakaan. Tari mbes, merupakan tari garapan yang berfungsi sebagai tari penyambutan tamu.
SENJATA TRADISIONAL
Salah satu senjata tradisional di Papua adalah belati, terbuat dari tulang burung kasuari dan bulunya menghiasi hulu belati tersebut.

UPACARA INISIANI PENDEWASAAN             GAMBAR 2        









Upacar inisiani pendewasaan
Setiap anak laki-laki masa akilbalik (13-14th) dipisahkan dari orangtuanya kemudian digembleng  fisik maupun mental hingga menjadi pemuda dewasa yang gagah berani dan tangguh.
Tata cara pelaksanaan upacara:
Anak laki-laki dalam posisi telungkup dilukai punggungnya dengan kayu tajam
Hingga darah keluar, yang dilakukan oleh dua orang dukun berkedok yang menyeramkan
Kemudian oleh dukun lain, luka tersebut disembuhkan dengan cara tradisional.

Makna upacara mengeluarkan darah mempunyai makna mengeluarkan sifat anak-anak. Menyembuhkan dengan mantra diartikan memebrikan nyawa baru yang suci. Penampilan dukun dengan kedok menyeramkan menguji keberanian.

Pada gambar 2 patung tersebut menggambarkan seorang ibu yang sedang memasang benda magis kepada anak laki-lakinya pada waktu anak tersebut mulai turun tanah. Tujuannya adalah memberikan kekuatan agar terhindar dari gangguan roh roh jaha,penyakit atau malapetaka.                                                                              
 Korwar berasal dari Biak Papua  adalah patung kayu tempat menyimpan tengkorak  leluhur, sebagai benda pemujaan perwujudan rok nenek moyang. Korwar disimpan dan dipuja di rumah pemujaan.









KALIMANTAN BARAT

Rumah adat dari suku Dayak Bidayuh, Kalimantan Barat. Sebuah bangunan rumah yang di bangun dengan batang-batang pohon sebagai penyanggah, dan dari bangunan rumahnya terlihat berkonsep arsitektur tradisional yang unik dan masih alami
 Bangunan ini menjulang tingi, dan untuk sampai di sana kita harus melewati anak tangga yang terbuat dari kayu dan batang bambu sebagai pegangan untuk membantu kita hingga sampai di pelataran bangunan yang tinggi tersebut.  Bentuk bangunan rumah adat Baluk ini konon memiliki diameter +/- 10 meter, dan ketinggian tiang kayu penyanggah bangunannya memiliki ketinggian +/- 12 meter sekitar 20 batang kayu lebih. Rumah adat Baluk ini merupakan gambaran kedudukan dari seorang Kamang Triyuh yang menjadi panutan dan harus dihormati bagi masyarakat suku Dayak Bidayuh.
Nyobeng adalah kegiatan Ritual Suku Dayak Bidayuh di daerah Sebujit desa Hlibeui Kecamatan Siding telah dilakukan secara turun temurun merupakan upacara adat Hliniau yaitu upacara adat permohonan berkat, sejahtera, kedamaian, ketentraman dan lain-lain namun upacara adat budaya ini hanya diperuntukan bagi kaum pria sedangkan bagi kaum wanita adat budaya tersebut dinamakan Nambok. Kedua jenis adat budaya ini merupakan upacara adat baluk dan adat padi.

Istana Kadriah terletak Kampung Beting, Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, atau kurang lebih berjarak 200 meter dari Masjid Jami’ Sultan Syarif Abdurrahaman Alkadrie.
Syarif Abdurrahman Alkadrie merupakan anak dari seorang pendatang dari Trim Hadramaut di Jazirah Arab, Sayyid Husein Alkadrie. Menurut Ellyas Suryani Soren dalam bukunya Sejarah Mempawah Tempo Doeloe, menerangkan bahwa Sayyid Husein Alkadrie pernah menjadi mufti peradilan agama dan menyebarkan agama Islam di Kerajaan Matan untuk mendampingi Al Habib Husein bin Yahya. Selama lima tahun menjadi mufti di Kerajaan Matan dan saat itu sudah delapan tahun beliau meninggalkan kampung halamannya, Sultan Kerajaan Matan, Sultan Muhammad Zainuddin menjodohkannya dengan salah seorang putrinya yang bernama Nyai Tua. Dari perkawinannya itu, lahirlah Syarif Abdurrahman Alkadrie pada Senin 15 Rabiul Awal tahun 1151 H atau 1739 M, pukul 10.00 pagi.



Keramik local 2. Alat Tenun 3. Seni Kria
 1. Keramikl local Singkawang merupakan lokasi perkeramikan terbesar di Kalimantan Barat, selain di Siantan. Desa Sa Liung, Kecamatan Sedau, Singkawang sekitar 140 km sebelah utara dari Pontianak sudah lama dikenal sebagai pabrik keramik antik gaya China. Tungku yang dipergunakan adalah tungku “Naga”, sama seperti yang dilakukan pada abad ke-16 di Daratan China. Menurut cerita yang berkembang,  di daerah ini sudah mulai produksi pada abad ke-17 saat imigran China menetap di Kalimantan yang datang dari Guangdong, Fujian, Juangsu China Selatan. Selain membawa keramik jadi juga imigran ini membawa ketrampilan mengolah bahan keramik dan mewujudkannya. Sekarang keturunan imigran ini masih ada yang berkutat dengan tungku “Naga”.  Desa Sakok atau Tanjung Batu, kurang lebih 7 km sebelah timur laut Singkawang, terdapat tungku “Naga” atau Dragon Kiln yang didirikan tahun 1935 dan mengalami beberapakali perombakan dan perbaikan. Seperti halnya di Sa Liung atau Padang Pasir, Sakok, memproduksi tiruan keramik kuno gaya China, tempayan atau martaban, mangkuk, jembangan dan guci yang bergaya Ming. Salah satu pemilik perusahaan  yang bernama Ten  Sen Siur, bertempat tinggal di Jalan Pasar Ikan 158 Singkawang. selain di Siantan.
Di Singkawang juga memproduksi pot, vas bunga, piring, serta bentuk tokoh yang mereka keramatkan berupa patung Kung-Tse. Hiasan naga dan bentuk awan sedikit stilistis sampai bentuk meander dengan teknik under-glaze.
2.Alat tenun songket umumnya digunakan oleh masyarakat melayu seperti di Sumatera, Riau, Lampung sampai pesisir Kalimantan Barat khususnya Kabupaten Sambas. Alat tenun ini dirancang pada kerangka kayu yang dapat berdiri sendir. Bentuk semacam ini memudahkan untuk mengerjakan tenunanya, sedangkan kaki penenun mengatur injakan guna menurun naikkan cucuk(karab) pengatur benang-benang lungsen(lungsi) yang akan disusupi benang dari turak yang berisi pelenting gulungan benang sebagai bentuk pakan. Alat tenun ini terdiri dari: tarauan, yakni roda pemutar untuk memintal benang, garup untuk memadatkan benang, pase alat penggulung kain, turak alat untuk menyusup gulungan benang ke dalam pakan kain, benik untuk menyiapkan simpul-simpul benang, serarak alat untuk memilah lajur benang dan teruak papan tipis untuk merenggangkan benang lungsi.
3.Seni Kria Bentuk lain dari kesenian adalah benda-benda seni yang dihasilkan melalui keterampilan tangan atau kerajinan tangan yang disebut Seni Kria, dapat berupa lukisan atau kerajinan tangan berupa anyam-anyaman. Seni anyaman bagi masyarakat Kalimantan Barat merupakan keterampilan tradisional. Bahan yang digunakan berupa rotan, bamboo, bemban dan lain-lain. Belahan rotan, bamboo dan bemban dibuat dalam ukuran tertentu lalu dijemur kemudian dihaluskan dengan pisau raut, selanjutnya dianyam sesuai dengan bentuk dan penggunaan yang diinginkan, antara lain dibuat : tikar, bakul, jarai dan lain-lain dengan motif ragam hias flora dan fauna.
Pakaian Tradisional Kalimantan Barat
Pakaian ini adalah pakaian yang digunakan sudah sejak dulu oleh masyarakat Kalimantan Barat. Pakaian adat Kalimantan Barat berbahan kulit kayu yang digunakan sebagai bahan pakaian adat Kalimantan Barat adalah kulit kayu kapuo atau ampuro. Kulit kayu tersebut dipukul termasuk dipukul di dalam air menggunakan pemukul yang berbentuk bulat. Kemampuan mengolah kulit kayu menjadi kain oleh masyarakat merupakan kemampuan yang secara turun temurun diturunkan oleh nenek moyang.

Alat Musik Tradisional
Musik pada masyarakat melayu Kalimantan Barat pada awalnya bernuansa dari lingkungan Istana Kerajaan Melayu di daerah ini, warna khas dan agamis music tradisional melayu merupakan implementasi dari tradisi budaya islam yang banyak mempengaruhi perkembangan seni music baik melalui pengenalan beberapa peralatan music maupun langgam atau irama serta syair yang berlirik nuansa Timur Tengah. Alat music tersebut antara lain : tar(tahar), gambus, gendang, dan rebab samapi saat sekarang masih dipertahankan keberadaanya, biasanya digunakan dalam upacara adat seperti perkawinan, sunatan, khitanan atau untuk memeriahkan upacara hari-hari besar seperti peringatan hari proklamasi kemerdekaan.



BAB III
PENUTUP

2.1    KESIMPULAN
         Kebudayaan berasal dari kata budaya sedangkan budaya adalah bentuk jamak dari kata budi-daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa.Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan kedalam tiga wujud yaitu:
Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan nilai-nilai norma-norma dan peraturan.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
      System budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan konsep, serta keyakinan dengan demikian sitem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat.
  Etos atau jiwa kebudayaan (dalam Antropolog) berasal dari bahasa inggris berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang asing.
2.2    SARAN
            Sebagai bangsa yang besar dan memiliki keanekaragaman budaya sudahsepantasnya kita menjaga dan melestarikan kebudayaan yang kita miliki. Disamping itu kita juga harus membudayakan rasa bangga atas kebudayaan yang kita miliki dan tidak malu untuk memakainya.





Komentar